[b]APAPUN HASIL NEGOSIASI BREXIT, STERLING PASTI AKAN KEMBALI MENGUAT (Selasa, 23 Oktober 2018)[/b]
Pergerakan poundsterling Inggris dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan berada di dalam satu tren, menurun atau menguat.
Pakar mata uang dalam beberapa waktu belakangan ini dengan cemas terpaku pada perundingan anatra petinggi Inggris dengan pejabat Komisi Eropa mengenai perjanjian pasca Inggris meninggalkan Uni Eropa. Jika hasilnya ada kesepakatan antara kedua pihak, pound akan menguat namun jika hasilnya No Deal atau tidak ada kesepakatan, maka pound akan melemah.
Namun Simon Derrick di Bank of New York Mellon memiliki pandangan tersendiri. Ia yakin bila pun hasilnya No Deal, akhirnya pound akan kembali menguat karena situasi politik sekali lagi akan bergerak dengan cepat untuk menyeimbangkan pound yang tertekan.
Parlemen akan memecat Perdana Menteri Theresa May, dan negara itu akan dipimpin oleh perdana menteri baru atau akan ada pemilihan umum lagi. Tentu, ada periode terjal untuk pound yaitu pasti akan melemah tajam tetapi bila hasilnya No Deal, akhirnya akan meningkatkan peluang diadakannya kembali referendum Brexit lainnya. Ini lagi-lagi sebuah sentimen positif buat sterling, terutama jika hasilnya membalikkan suara 2016 yaitu rakyat Inggris memilih bergabung kembali ke Uni Eropa.
Simon Derrick dalam sebuah catatan penelitian pekan lalu mengatakan dari data yang dikumpulkannya mengenai posisi dan harga menunjukkan investor tetap hati-hati pada posisi GBP (pound), namun tekanan pada pound cukup banyak berkurang.
Pergerakan poundsterling Inggris dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan berada di dalam satu tren, menurun atau menguat.
Pakar mata uang dalam beberapa waktu belakangan ini dengan cemas terpaku pada perundingan anatra petinggi Inggris dengan pejabat Komisi Eropa mengenai perjanjian pasca Inggris meninggalkan Uni Eropa. Jika hasilnya ada kesepakatan antara kedua pihak, pound akan menguat namun jika hasilnya No Deal atau tidak ada kesepakatan, maka pound akan melemah.
Namun Simon Derrick di Bank of New York Mellon memiliki pandangan tersendiri. Ia yakin bila pun hasilnya No Deal, akhirnya pound akan kembali menguat karena situasi politik sekali lagi akan bergerak dengan cepat untuk menyeimbangkan pound yang tertekan.
Parlemen akan memecat Perdana Menteri Theresa May, dan negara itu akan dipimpin oleh perdana menteri baru atau akan ada pemilihan umum lagi. Tentu, ada periode terjal untuk pound yaitu pasti akan melemah tajam tetapi bila hasilnya No Deal, akhirnya akan meningkatkan peluang diadakannya kembali referendum Brexit lainnya. Ini lagi-lagi sebuah sentimen positif buat sterling, terutama jika hasilnya membalikkan suara 2016 yaitu rakyat Inggris memilih bergabung kembali ke Uni Eropa.
Simon Derrick dalam sebuah catatan penelitian pekan lalu mengatakan dari data yang dikumpulkannya mengenai posisi dan harga menunjukkan investor tetap hati-hati pada posisi GBP (pound), namun tekanan pada pound cukup banyak berkurang.